Kamis, 19 Februari 2009

Menyikapi Masa Depan Fakultas Pertanian Di Perguruan Tinggi di Indonesia

SORBA PR PANJAITAN
MAHASISWA FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Menyikapi Masa Depan Fakultas Pertanian di Perguruan Tinggi Indonesia


Sorba PR Panjaitan, biasa disapa Sorba dilahirkan di Medan tanggal 10 April 1985. Saat ini, masih berstatus mahasiswa di Fakultas Pertanian Unpad semester VIII.
Belajar baginya merupakan proses pendewasaan yang harus dijalani mulai dari pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi. Tetapi herannya niat masyarakat untuk melanjutkan ke program studi di perguruan tinggi terkesan memudar, hal ini juga dirasakan di lingkungan Fakultas Pertanian bukan hanya di Unpad tetapi di perguruan tinggi lainnya baik PTN atau PTS.
Padahal masalah yang di derita bangsa Indonesia beberapa waktu yang lalu adalah menyangkut isu-isu utama di bidang pertanian yakni masalah ketahanan pangan, rendahnya ketersediaan sumber daya lahan dan air serta masalah kekeringan dan banjir, lemahnya aspek kelembagaan pertanian, keterkaitan kota dan desa dalam sistem agribisnis yang kurang jelas, rendahnya kesejahteraan petani (menyangkut nilai tukar komoditas pertanian rendah), food trap (beras, terigu, kedelai dan buah-buahan), keamanan pangan (produk transgenik, residu agrokimia) yang tak kalah penting yakni pengaruh pasar global terhadap pertanian indonesia.
Kehadiran fakultas pertanian melalui peningkatan mutu lulusan (sarjana pertanian) ternyata menurutnya masih dirasakan perlu sebagai solusi kongkrit mengatasi permasalahan yang ada. Artinya penyelengaraan kurikulum di fakultas pertanian harus berdasarkan pengembangan kompetisi lulusan bukan hanya didasarkan pada pengembangan akademik baik itu menyangkut pengembangan softskill (concept of quality, regulation, environmental problem), pengembangan konsep A-B-G-C(academic-bussiness-government-community) cooperation serta pengembangan konsep pertukaran pengalaman yang setara antara masyarakat dengan kampus (effect of knowledge transfer) sehingga mampu berkontribusi langsung kepada masyarakat. Menurut UNESCO, perguruan tinggi harus bersifat lebih humanis, pengembangan pendidikan harus terkait dengan pembangunan, serta harus berdasarkan pilar pendidikan itu sendiri sehingga lulusan yang dihasilkan mampu menjawab tantangan permasalahan di masyarakat, tegasnya.
Oleh sebab itu, strategi pengembangan pendidikan tinggi khususnya di Fakultas Peranian harus berorientasi pasar (terutama terhadap calon didik), menghasilkan keragaman hasil pendidikan (lulusan, penelitian, pengabdian pada masyarakat), pengembangan SDM yang mampu melakukan inovasi teknologi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, serta pengembangan kemampuan berkompetisi pada tingkatan regional kalau mungkin pada tingkatan nasional, jelasnya.
Selain gemar menyikapi permasalahan yang ada di lingkungannya baik itu masalah pendidikan tinggi maupun masalah pertanian lainnya , Sorba juga ternyata mampu berprestasi baik di lingkungan Universitas maupun nasional, beberapa prestasi yang pernah diraihnya selama di bangku kuliah yakni sebagai Mahasiswa Berprestasi I Faperta Unpad 2007, Peserta Indonesia Sampoerna Best Student (ISBS) 2007, Finalis MAWAPRES Unpad 2007, Finalis KKTM Unpad 2008, Juara III Lomba Cepat Tepat Ilmu Tanah pada Pekan Ilmiah Mahasiswa Ilmu Tanah Nasional (PILMITANAS) 2007 di Universitas Haluoleo, Sulawesi Tenggara, Juara II Lomba Cepat Tepat PILMITANAS 2005 UNS, Juara III Lomba Abstrak penelitian pada Temu Ilmiah Mahasiswa TanaH di Universitas Lambung Mangkurat Kalimantan Selatan 2006 serta berbagai penghargaan lainnya.
Harapannya ke depan, lulusan perguruan tinggi dapat berkontribusi lebih baik sehingga mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat dan menjadi problem solving bagi bangsa Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar